Sunday 10 November 2013

TIPS MENGHILANGKAN RASA BOSAN DALAM BERUMAH TANGGA

"Rutinitas yang itu-itu saja, seperti mengurus keluarga, menyiapkan makanan,membersihkan rumah, melakukan hubungan seks dengan pasangan, tanpa membuat kegiatan yang variatif tak jarang menimbulkan kejenuhan dalam berumah tangga. Selingkuh, hanya salah satu efek lanjut kejenuhan itu."

Rasa bosan atau jenuh dalam rumah tangga tak jarang muncul bagi pasangan suami istri. terlebih cinta yang telah ada selama ini setiap hari kurang pupuk. Masing masing individu sibuk dengan kegiatannya. Suami sibuk dengan pekerjaannya, istri mengurus anak-anak dan rumah.

Peran yang dijalankan hanya sekedar saja sehingga tanpa disadari romantisme cinta yang indah dan membara di masa-masa pacaran dulu makin meredup. Meski rasa cinta itu ada, tapi hanya di anggap biasa saja. Kesibukan dalam menjalani peran masing-masing membuatn semuanya menjadi biasa dan hanya sekedar rutinitas. Inilah yang bisa menjadi penyebab rasa jenuh itu mencuat.

Menurut Ismarli Muis, S.Psi, psikolog di UNM Makasar, rutinitas dan menjalankan peran masing-masing akan menimbulkan rasa jenuh. Jika itu dibiarkan tanpa menciptakan variasi-variasi, efeknya akan membuat hubungan suami istri akan kurang baik. Apa lagi komunikasi yang terjalin selama ini kurang terbuka.

Dia meminta agar pasangan segera mengambil sikap untuk mengatasinya. "Kalau dulu biasanya jarang bertemu setelah berumah tangga tiap hari. Kalau tanpa variasi, cinta yang ada hanya dianggap sebagai rutinitas saja. Variasi itu bisa melakukan kegiatan bersama yang selama ini terlupakan atau mengajak keluarga rekreasi," ujar Ismarli.

Kata dia, rasa jenuh hanya lazim melanda pasangan usia perkawinan yang lama tapi juga usia belia, lima atau sepuluh tahun. Tak jauh berbeda dengan yang diungkapkan Hj Yoyoh Yusroh, anggota DPR RI, jika ada pasangan yang mulai dihinggapi rasa jenuh dalam menjalani kehidupan rumah tangga, maka sejak sekarang harus berusaha membuat ketahanan keluarga lebih kokoh

"jika kita ikhlas menjalankannya rasa jenuh itu tidak akan muncul"

Jika cinta itu ada dan senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang variatif antara suami istri dan anak-anak, maka rasa bosan itu tak akan ada. Kita memang memerlukan kegiatan yang variatif dalam rumah tangga, jenuh itu juga suatu kewajaran. Tapi dalam sisi agama, jika kita ikhlas menjalankannya, rasa jenuh itu tidak akan muncul.

Yoyoh menganjurkan agar salah satu pasangan mengatasi rasa jenuh itu dan sebisa mungkin menghindari hal-hal negatif yang dapat menghancurkan mahligai seperti selingkuh. Untuk itu, lanjutannya, ketahanan keluarga harus menjadi nomor satu.

Kalau pasangan suami istri berupaya saling memberi, semua bisa dihindari. Jangan juga terlalu banyak menuntut terhadap pasangan. Ketahanan keluarga itu bermodalkan cinta dan komitmen saat ijab kabul, bahwa pasangan kita adalah pasangan dunia hingga akhirat.

Baik Yoyoh maupun Ismarli memberikan kiat agar pasangan suami istri melakukan kegiatan yang variatif. Tak hanya beraktivitas dengan anak-anak di rumah tapi juga bersama seluruh anggota keluarga berekreasi di luar rumah.

"Yang penting cinta dan komitmen saat ijab kabul, bahwa pasangan kita adalah pasangan dunia akhirat"

Jika selama ini tak ada anggaran rekreasi atau shoping, kata Yoyoh tak ada salahnya membuat anggaran dan membuat jadwal shoping bersama keluarga.Selain itu, dia menyarankan suami istri bersilaturohim dengan keluarga besar dan melihat kembali album foto saat pernikahan dulu.

"Kalau bersilaturahmi, kita akan lihat siapa-siapa anggota keluarga besar kita yang hadir dalam pernikahan dulu. Itu akan membuat kita terkesan akan masa-masa indah dan membangkitkan kembali dalam rumah tangga. Sekali lagi selingkuh bukan solusi tepat," tegasnya. Kalau alasan sama-sama sibuk, tambah Yoyoh bisa di siasati dengan teknologi komunikasi yang ada.

Ismarli juga menambahkan, kegiatan variatif lain yang bisa dilakukan adalah membuat variasi hubungan seks. Menurut dia, tak ada salahnya juga menciptakan suasana baru dalam kamar maupun teknik bercinta.

No comments:

Post a Comment